Ternyata Saya Tetap Hidup dari Menulis

Sunday, June 29, 2014

Ada masanya ketika kehidupan rumah tangga berada dalam tingkat ekonomi rendah. Tahun ini saya mengalaminya. Awal tahun ini semua aliran rejeki-Nya mendadak macet. Mulai dari honor nulis buku senilai 10 juta yang mandeg, honor nulis skenario 20 jutaan yang juga mandeg sampai royalti novel yang ternyata di luar ekspektasi.

Fyi, saya dan suami full bekerja sebagai penulis di rumah. Apa saja kami tulis asalkan halal dan membawa kebaikan. Tapi apa daya semua janji honor macet, tentu di luar dari rencana kami. Sementara uang tabungan terus terkuras seiring kebutuhan rumah tangga dan bisnis kursus Rumah Pena.

Well akhirnya di Bulan April sampailah pada satu titik tabungan kami habis. Sebenarnya hal spt ini sudah sering dan biasanya pula selalu ada honor masuk atau royalti buku dari 15 buku yang saya tulis dengan sistem royalti. Tapi april kemarin semuanya benar benar tersumbat. Akhirnya mengandalkan gadai emas.

Sampai sisa uang di saku hanya 100 ribu, anak bungsu yang baru 10 bulan sakit dan harus berobat. Awalnya kita sangsi, ngga ada duit nih buat berobat. Tapi saya dan suami akhirnya selalu ingat bahwa pertolongan Allah itu dekaat banget. Udah deh yakin aja Allah pasti kasih pertolongan. Then, dengan mobil hasil menulis selama bertahun-tahun kami pun meluncur ke klinik anak.

Sempat kepikiran untuk menjual mobil saja, atau papa kembali kerja di kantoran. Kebetulan banyak PH yang minta papa kembali ngantor tapi papa memilih freelance. Saya bahkan kepikiran ngelamar kerja aja. Aahh padahal orderan nulis dari penerbit masih numpuk. Sempat terbersit mungkinkah rejeki dari menulis sudah habis?

Saat sedang bimbang sambil menunggu anak dipanggil masuk ke ruang dokter, saya melihat teman lama sma sedang berbincang di depan klinik si dokter. Saya ijin ke suami untuk menyapa teman saya sementara suami pegang anak-anak. Ternyata teman saya itu lagi ngobrol sama pengusaha muda di Tangerang. Dilalah... Pengusaha itu nanya apa profesi saya. Spontan saya jawab saya ini penulis paligada, apa lu mau gua ada hahha... Sungguh kekuasaan Allah, orang yang baru sya kenal itu langsung minta no rekening saya. Katanya mau order bikin buku. Dia punya naskah mau mau menerbitkan sendiri. Saya yang rapihin tulisannya, urus editing, ilustrasi sampai cetak. Saya melongo setelah kita nego harga dalam waktu 1 menit dia langsung transfer ke

Ini adalah Lele Bule yang berdiri di bulan Mei di bawah asuhan si "dukun' UKM. Gambar di bawah adalah buku Pendekar UKM yang saya urus. 


rekening saya 50% dari jumlah kesepakatan biaya menulis.

Saya bengong. Dia baru kenal saya. Kok dia percya aja sama saya? Dia ngasih liat bukti transfer e banking di hpnya. Saya manggut2 kaku. Kebetulan anak saya dipanggil dan giliran masuk periksa. Saya pun pamitan dan janji untuk ketemuan lagi 2 hari kemudian. Si pengusaha memberikan tulisannya untuk saya rapihkan dan saya urus proses terbitnya di Rumah Pena Publishing.

Setelah periksa ke dokter, saya ajak suami sya ke atm dan cek saldo. Allahu akbar memang ada jumlah uang seperti yang tadi ditransfer pengusaha itu! Jumlahnya pas untuk biaya hidup layak di kota Tangerang selama satu bulan. Saya nangis haru, Allah ternyata mau saya tetap menulis. Saya dikasih rejeki durian runtuh dari menulis.

Siapa yang menggerakkan hati pengusaha muda itu? Allah! Siapa yang mempertemukan kami? Allah. Maka janganlah takut tak ada rejeki. Ketika kita pasrah dan yakin, Allah pasti kasih.

Setelah buku si pengusaha itu rampung dia langsung pesan diurusi 1 buku lagi kemudian dia membiayai saya dan suami ikutan seminar bisnis. Dari seminar itulah, suami saya lantas membuka usaha Lele Bule. Saya bersyukur karena Allah mempertemukan saya dengan orang hebat seperti sang pengsaha muda itu. Dia adalah Azmi Ramadhan si Dukun UKM.

Ternyata saya tetap hidup dari menulis. Jadi kalau ada yang tanya : emang bisa hidup dari nulis aja? Saya tegas jawab YA! Karena yang kasih rejeki itu Allah bukan penerbit bukan PH bukan bos kita tapi Allah. Dia memberi rejeki lewat perantara siapa saja. Alhamdulillah masa masa ekonomi sulit berhasil kami lewati dan kini saatnya terus berubah memperbaiki kualitas hidup.

Salam pena!
Achi TM 
 
BLOGGER TEMPLATE BY Langit Amaravati