Ayah
Di sini ternyata terlalu riuh
Banyak kata puja puji melantun
Saya profesor, saya anak ulama, saya cucu raja, saya dan saya. Semua kebanggaan semu terlempar di udara lalu sesak masuk ke dada.
Aku bukan siapa-siapa ayah
Aku hanya menjadi anakmu saja
Kamu yang selalu bilang ayah bukan siapa-siapa
Hanya hamba Allah yang berusaha berjihad melawan hawa nafsu.
Aku juga ingin menjadi bukan siapa siapa itu ayah
Tapi rasa tinggi hati menjulang selangit
Sakit rasanya meruntuhkan ego
Ingin rasanya ikut riuh
Aku adalah begini aku adalah begitu
Ikut menjadi mulut-mulut yang basah oleh status dunia semata, di antara mulut-mulut yang ribut mengakui dirinya terhormat.
Lantas aku bungkam
Jariku gemetar menahan diri
Untuk apa aku ikut berisik ya, Ayah?
Toh kelak hidup ini hanyalah penggalan sunyi di dalam tanah. Sepertimu yang telah damai bersama-Nya. Iya, kan Ayah?
Tangerang, 5 okt 2023
*ketika insecure merajalela
Your post radiates brilliance! Insightful, well-articulated, and truly captivating. Thanks for sharing your valuable perspective with us.
ReplyDelete