Contoh Sinopsis FTV - Antara Singkong Dan Cinta Dara

Friday, August 31, 2012


Antara Singkong Dan Cinta Dara
~ Rumah Pena Kreativa & Achi TM ~


Halo para pembaca blog Achi TM yang baik hati, budiman dan kantongnya makmur semua ^_^ Aamiin.
Kali ini saya mau bagi-bagi sinopsis FTV saya yang sudah di acc dan sudah diproduksi oleh Virgo Putra Film, nih. Salah satu FTV yang proses pembuatannya cukup panjang, banyak mengalami perubahan dari sinopsis awalnya dan punya banyak pesan moral. Satu yang selalu saya gembor-gemborkan dalam kursus menulis yang saya bina, bahwa saat menulis FTV jangan lupa selalu masukkan pesan moral! Ah... rasanya aneh, ya, bicarain nilai-nilai moral dalam sebuah FTV Romantis. Ehm... tapi buat yang sudah pernah menonton pasti setuju deh kalau FTV ini layak dikasih jempol. Karena saya ngga mendapatkan videonya di youtube, jadi saya publish saja posternya. Plus sinopsis awal yang membuat sinopsis ini di acc RCTI. Buat yang mau coba bikin sinopsis buat FTV RCTI, bisa tiru dan modifikasi gaya cerita dan menulis saya ;)

Semoga bermanfaat.

     Kisah sepotong cinta dalam sepotong singkong….
     Dara(22th) adalah perempuan shopaholic, cantik, energik, tapi kerjaannya hanya menghabiskan uang orang tua saja. Dara punya pacar bernama Bayu (24th). Bayu yang tampan, baik hati dan terlihat sayang pada Dara padahal sebenarnya ia hanya ingin harta orang tua Dara yang seorang pengusaha besar.
     Ujang (22th) Cuma perantau, dia berangkat dari kampung ke kota buat jualan singkong. Pernah suatu kali ia belum makan dan lapar, ia menjual singkong kepada Dara tapi Dara malah menampik singkongnya dan pergi. Itulah pertemuan pertama Dara dengan Tomi.
     Karena tagihan kartu kredit yang membengkak dan kekhawatiran orang tuanya atas sikap pemalas Dara. –Bahkan Dara tidak mau pergi kuliah!- orang tua Dara pun mencabut semua fasilitas yang dimiliki Dara. Mulai dari HP, kartu kredit sampai mobil. Jelas saja Dara kelabakan.
     Dara memang anak tunggal, tapi orang tuanya tidak mau Dara hanya menjadi orang yang konsumtif. Bisa-bisa perusahaan yang dibangun Ayahnya bangkrut dalam sekejap kalau Dara terus seperti itu. Dara harus belajar mencari uang sendiri. Orang tua Dara hanya memberikan Dara uang 100 ribu untuk makan selama satu minggu dan modal usaha Dara.
     Dara membaca banyak buku bisnis, tapi dia bĂȘte sendiri. Dara pun mencari makan dengan jalan kaki ke Mall. Di mall ia melihat ada sale sepatu bagus seharga Rp. 99.900! Pas banget dengan uang yang dia punya. Dara girang bukan main, ia membeli sepatu boot high heel yang keren itu dan membuang sandal jepitnya yang menurutnya sudah kusam.
     Tapi ternyata ia kelaparan, ia mencari makan di rumah tapi di rumah tidak ada bahan makanan. Ada note di kulkas : Dara harus bisa mandiri. Dara kesal dan merobek note itu. Dara mencari tukang makanan ke sana kemari. Dara membeli mie ayam tapi Dara hanya punya uang 100 perak, kembalian beli sepatu. Apes banget, deh. Dara hanya bisa duduk-duduk di taman. Saat itulah Tomi datang dan menawarkan singkong rebus untuk Dara. Dara menolak. Dia ogah makan singkong! Ngga level.
     Dara pulang tapi dia pingsan. Tomi mengangkutnya ke rumah kosnya yang kecil. Saat Dara siuman, Tomi memberikan ‘keju Indonesia’ kata Tomi kepada Dara. Dara makan dengan lahap, dicampur susu dan gula. Ternyata yang dimaksud Tomi dengan keju Indonesia adalah Singkong! Hehehe… awalnya Dara marah tapi dia malah ketagihan makan singkong. Tomi memberikan Dara banyak singkong, Dara senang tapi hanya bisa bayar 100 perak. Tomi menyimpan 100 perak itu baik-baik. Padahal uang 100 peraknya itu sudah somplak dan hitam.
     Tomi menerima telepon dari orang tuanya. Orang tua Tomi minta Tomi pulang. Tomi bilang mau pulang, karena dia juga kangen sama Sarah. Mendengar Tomi udah punya pacar, Dara merasakan ngga enak. Tomi bilang, Sarah bukan pacar, Cuma calon. Mudah-mudahan aja Sarah mau nerima lamaran aku, kata Tomi. Tomi pun mengantar Dara dengan sepeda.
     Di jalan, ia ketemu dengan Bayu. Bayu langsung menghajar Tomi karena dikiranya Tomi nyulik cewek orang sembarangan. Singkong yang mau dibawa Dara juga dibuang di jalan oleh Bayu. Tomi mengelus dada. Di rumah Dara ngambek, Bayu ngomel-ngomel. Orang tua Dara menenangkan Bayu, mereka minta agar Bayu mengerti bahwa orang tua Dara ingin agar Dara mandiri. Bayu pun mencoba paham demi niatnya untuk mengambil alih perusahaan orang tua Dara.
     Malamnya Dara lapar dan masak mie instan yang diam-diam dibelikan Bayu. Tapi Dara tidak nafsu makan mie, dia mendadak kangen mau makan singkong. Pagi-pagi sekali Dara pergi ke rumah Tomi tapi dia malah melihat Tomi pergi ke terminal bus. Kebetulan rumah Tomi dekat dengan terminal. Dara pun mengejar Tomi hingga ke terminal, Dara langsung menyusul Tomi naik Bus, duduk di sebelah Tomi. Tomi memberikan Dara singkong rebus manis, Dara senang dan makan dengan lahap. Mereka ngobrol panjang sampai tidak sadar kalau bus sudah melaju jauh masuk tol. Dara pun ketiduran, Tomi bingung. Saat kondektur menagih ongkos, terpaksa Tomi harus mengongkosi Dara.
     Sesampainya di kampung, Dara berteriak histeris. Kampungnya Tomi indah dan masih penuh nuansa pedesaan. Tapi Dara histeris karena dia berada di kampung Tomi secara tak sengaja. Tomi sudah berusaha membangunkan Dara tapi Dara tidur pulas sekali. Dara minta diajak pulang lagi tapi uang Tomi sudah habis buat ngongkosin Dara tadi. Dara tidak bawa uang dan tidak bawa HP. Alhasil dia pun terpaksa menginap di rumah Tomi. Orang tua Tomi termasuk ramah dan baik terhadap Dara tapi Dara tidak betah tinggal di tempat kumuh begitu.
     Tomi pun mengajari Dara bagaimana asyiknya hidup di desa. Mandi di sungai, buang air di bilik. Tidur beralaskan tikar, kalau malam hanya ada nyala lampu teplok. Dara tergugah oleh kebaikan hati Tomi. Apalagi di sana, Tomi selalu memasak aneka makanan dari singkong. Orang tua Tomi ternyata punya kebun singkong.
     Sementara itu di Jakarta, Bayu yang hendak membawakan Dara Pizza, terkejut karena Dara tidak ada di rumah dan di manapun. Orang tua Dara pulang dari kantor dan menyuruh semua anak buah mereka mencari Dara. Tapi sampai 2 hari, Dara juga belum ada kabar. Polisi pun mulai mencari Dara.
     Satu hari, Dara mendapati Tomi tidak di rumah, ternyata Tomi pergi ke kebun jagung. Tempat Sarah bekerja, Tomi terlihat merayu Sarah, Sarah tersipu malu. Tomi membelikan Sarah cincin emas yang bagus. Dara jadi kesal.
     Dara kesal karena Tomi bilang dia tidak punya uang lagi  untuk mengantar Dara pulang ke Jakarta, tapi kenapa bisa beli cincin emas? Tomi cerita cincin itu dia beli sebelum pulang ke desa. Sebelum Dara naik Bus. Tomi pun cerita, dia mencintai Sarah, ingin melamar Sarah tapi Sarah selalu tidak pernah menjawab perasaan Tomi. Hanya diam saja, waktu dikasih cincin pun diam saja.
     Dara kangen sama Bayu, ia pun minta pekerjaan kepada Tomi. Tomi mengajak Dara untuk mencabut singkong, hasilnya lumayan. Tomi pun mengajari Dara mencabut singkong, Dara juga belajar mengolah singkong. Ia banyak menghabiskan waktu dengan Dara. Bermain di sungai, melintasi perbukitan, menikmati lampion di tengah sawah.
Ketika Tomi sedang menghabiskan waktu bersama Sarah, Dara jadi cemburu. Dara bingung dengan perasaannya. Sampai suatu hari, Dara mendengar pembicaraan Sarah dengan temannya.
     Teman Sarah bertanya apakah Sarah tidak cemburu kalau Tomi dekat dengan Dara? Sarah menjawab tidak cemburu sama sekali karena sebenarnya ia sudah punya pacar orang Jakarta. Ia sudah pacaran dengan orang Jakarta itu selama 3 bulan. Kata Sarah, besok pagi jam 10, orang Jakarta itu akan datang menemui Sarah di ladang jagung. Jam-jam segitu, Tomi lagi sibuk di kebon singkong.
     Dara bergegas pulang ke rumah, dia minta Tomi untuk datang besok ke ladang jagung untuk menemui pacar Sarah. Tomi nampak sedih, Tomi tidak mau menemui Dara karena berpikir Dara jahat karena sudah mengadu dombanya. Dara akan membuktikan sama Tomi kalau dia benar tapi Dara tidak punya kamera atau apapun. Dara bĂȘte.
      Akhirnya Dara membuktikan sendiri dengan pergi ke kebun jagung Sarah. Di sana, ternyata Sarah berjumpa dengan pacarnya yang berasal dari kota yaitu Bayu. Dara kaget bukan main, kebetulan saat itu, Tomi yang penasaran juga pergi ke kebun jagung Sarah. Alhasil Dara melabrak Bayu lalu pergi, Tomi juga meminta cincin emasnya dari Sarah dan pergi dengan terluka. Sarah minta maaf tapi tangannya ditarik oleh Bayu.
      Bayu menghampiri Dara di tepi sungai, Dara marah bukan main. Dara memutuskan hubungannya dengan Bayu. Bayu sama sekali tidak menyangka kalau ada Dara di kampung ini. Akhirnya Dara pergi meninggalkan Bayu. Di rumah Tomi, Tomi menghampiri Dara dan menghiburnya. Mereka curhat di perbukitan yang indah. Dara juga menghibur Tomi. Mereka makan singkong bareng.
     Bayu menelepon kedua orang tua Dara. Esoknya orang tua Dara datang menjemput Dara. Di sana Bayu minta maaf karena sudah menduakan Dara. Di depan Sarah, Bayu bilang lebih memilih Dara daripada Sarah. Mendengar hal itu, jelas saja Tomi geram dan memukul Bayu. Dara dan Sarah sama-sama mencoba menghentikan Tomi. Dara menolak kembali pada Bayu. Ia memilih untuk pulang. Dara pun pulang ke rumahnya.
     Di rumahnya dia bukannya kangen dengan Bayu malah kangen kepada Tomi. Tomi pun begitu, Sarah berusaha minta maaf tapi Tomi menolak. Karena ada orang lain yang dia kangeni. Suatu hari, Dara menerima surat misterius. Seseorang menunggunya di sebuah restoran. Dara datang dan melihat Tomi memakai jas dan necis. Tomi bilang, selama 2 bulan ngga ketemu Dara, dia selalu bekerja keras hingga akhirnya jadi jurangan singkong di kampung. Dan sekarang Tomi mau melamar Dara. Tomi memberikan sebuah tempat cincin yang indah. Tapi saat dibuka oleh Dara isinya ternyata koin seratus perak yang sudah penyok dan kehitaman. Yang dulu pernah diberikan Dara.
     Tomi bilang, sejak Dara memberikan sekeping koin itu, sekeping hati di dalam diri Tomi mulai dicuri. Kepingan itu semakin besar ketika tahu bahwa Tomi kangen dan suka sama Dara. Selama ini dia selalu buta oleh kecantikan Sarah. Ternyata cincin emas yang dibelikan Tomi ada di atas piring makan yang tertutup tudung besi. Tomi memberikan cincin kepada Dara. Dara pikir mereka akan pulang naik mobil tapi ternyata mereka masih naik sepeda. Sepeda penuh singkong! Aku mau melamar ke rumah kamu sekarang! Mas kawinnya singkong! Ujar Tomi, Dara pun terbahak-bahak.

***

FTV The Virgin 2 : Love Setengah Mati

Wednesday, August 29, 2012





  Judul : FTV The Virgin 2 : Love Setengah Mati
Penulis Skenario : Achi TM

Sedihnya nulis skenario itu kalau susah banget mendapatkan file video film yang sudah disyuting.
Tapi untung, saya berhasil menemukan beberapa film FTV yang saya tulis.
Dari 4 naskah FTV The Virgin yang saya tulis. Saya berhasil menemukan yang ini ;)
Semoga suka, ya. Selamat menonton.


Tertarik ikut kursus menulis skenario bersama saya?
Sms ke Rumah Pena di : 085643376193

Motivasi Menulis ; Try it! Outline >_< Deadline

Mungkin bahasan saya malam ini agak basi.
Ya, emang basi karena bukan hasil pemikiran berhari-hari yang biasanya saya endapkan ketika mau menulis soal Motivasi Menulis. Mungkin tulisan saya malam ini tidak sepower full tulisan motivasi menulis saya sebelumnya. Yap! Yap! Karena saya lagi masuk angin. Hehehe... kenapa saya masuk angin?

Ini semua gara-gara deadline.
Sekitar satu tahun yang lalu saya bertemu dengan seorang penulis yang lumayan senior, karena dia sudah menulis lebih dari 60 buku. Bagi saya itu adalah prestasi hebat. Karena sejak menulis tahun 2007, saya baru punya 9 buku. Bukan karena saya malas dan tidak produktif menulis, saya justru produktif menulis naskah skenario serial dan FTV di layar kaca. Meskipun begitu, ternyata saya masih penulis normal yang selalu mendambakan bisa selalu menerbitkan buku.

Kendala awal saya untuk bisa produktif menulis buku adalah ; saya berpikir bahwa untuk mengajukan naskah ke penerbit haruslah naskah FULL, yang sudah jadi. Karena beberapa dari penerbit tidak mau menerima outline naskah. Garis bawahi... beberapa! Saya terlampau berpikir jauh, menganggap beberapa adalah semua penerbit. Oleh karena itu, saya tak pernah berhasil mengirimkan naskah ke penerbit sebelum naskah saya selesai.

Saya adalah orang yang mudah menulis fiksi tapi sulit sekali menulis non fiksi. Awalnya saya tak pernah percaya kalau saya bisa menulis non fiksi. Tapi sebagai seorang penulis yang ingin selalu menambah pengetahuan dan kemampuan menulis, saya pun mau belajar menulis non fiksi. Dan bertemulah saya dengan penulis 60 buku itu. Dia memang lebih banyak menulis buku non fiksi. Dari dia juga, melalui beberapa perbincangan, akhirnya saya tahu bahwa sekitar bulan September sd Desember, penerbit biasanya mencari outline naskah.

Waw! Outline? Sesuatu yang menurut saya aneh. Karena sejak awal menulis, saya anti banget sama outline. But, ternyata outline sangat berguna ketika kita mau mengajukan naskah ke penerbit. Karena penasaran maka saya belajar membuat outline. Sungguhkah? Hanya dengan outline saja, naskah kita bisa di acc di penerbit? Maka bulan September sd Desember thn 2011 kemarin saya mengirim outline buku sebanyak-banyaknya. Mulai dari outline naskah non fiksi sampai outline naskah fiksi.

Nah, untuk outline naskah non fiksi ya standar ada pendahuluan, isi per bab bagaimana. Untuk fiksi pun ternyata begitu. Bedanya adalah harus ada sinopsis lengkap yang menceritakan isi novel dari awal sampai akhir! Bukan sinopsis back cover yang selama ini selalu saya tulis kalau mengajukan naskah. Tapi sinopsis full. Ooh... saya juga baru tahu kalau ternyata, yang pertama dilakukan penerbit adalah membaca sinopsis. Apabila tertarik isi sinopsisnya akan membaca Bab 1 Naskah. Nah, kalau mengajukan outline, maka sertakan juga contoh tulisan kita 1 Bab. Keculi kita sudah punya banyak buku dan karya, kayaknya di sini, nama dan portofolio berpengaruh juga.

Maka jreng jreng...
hasil dari perjuangan kiram-kirim outline itu adalah :
- 1 buku non fiksi (yang aku tulis selama 4 bulan! Ajiib susah bener) padahal ini duet. Hehehe... buku ini judul awalnya adalah Balancing Life For Women. Ehem... insya allah akan diterbitkan oleh Stilletto Book. Duet maut sama mba Irni Fatma.
- 1 Novel setebal 400 halaman lebih, yang separuh naskahnya sudah jadi sejak tahun 2010 tapi tidak pernah selesai. Akhirnya aku buat sinopsis utuh dan bab per bab sampai ending. Alhasil di acc dan aku tulis separuh naskahnya lagi dalam waktu 2 bulan. Yummy... naskah ini judulnya belum fix tapi insya allah akan diterbitkan oleh Al-Kautsar.
- 1 Novel anak, Puisi Misterius dan Jejak Kaki Piko yang sudah terbit awal thn 2012 ini dan sudah terjual 5000 eks. Yummy!
- 1 novel anak yang masih dalam proses editing.
- 2 buku non fiksi remaja yang dijual putus ;)
- dan Sebuah serial yang terdiri dari 4 Naskah. Naaah... 1 naskah ini nih, yang sampai berbulan-bulan belum kelar juga. Tepatnya aku mulai nulis serial pertama naskah ini bulan Maret lalu, dan sampai sekarang masih mentok di 183 halaman. Ya ampun... bandooo!

Karena tidak ada deadline khusus dari penerbit, dalam artian, setiap aku tanya ; kapan naskah ini dijadwalkan terbit, jawabnya belum ada. Kapan saya harus menyerahkan naskah ini? Jawabnya secepatnya. Nah, secepatnya itu berapa bulan? Hehehe... akhirnya pertama saya menetapkan jadwal buat saya sendiri. Saya menjanjikan pertengahan Juni naskah ini sudah selesai. Akhirnya tidak selesai juga. Sampai pagi ini... mendadak saya ditelpon oleh penerbit tsb. Hanya 2 menit yang isinya : mengingatkan bahwa naskah saya diberikan deadline sampai tanggal 15 September!

Yummy! Saya langsung jingkrak-jingkrak girang. Akhirnya saya dikasih deadline. Diberikan deadline, saya merasa bahwa naskah saya memang ditunggu-tunggu, dinantikan hehehe... sama seperti saya menulis skenario. Saya selalu diberi tenggat maksimal 1 minggu, karena mereka mau cepat syuting. Lewat dari satu minggu, biasanya membuat syuting molor. Itu untuk FTV kalau naskah stripping wah sehari harus kelar satu naskah. Hmm...

Senangnya dapat deadline dari penerbit serial saya itu ;)
Tapi kok mendadak perut mulas, kepala pusing dan kliyeng-kliyeng... olala ternyata saya baru ingat kalau ada 13 bab yang harus saya selesaikan! Di sisi lain, sinopsis FTV numpuk harus segera saya tulis, di sisi lainnya ada tawaran nulis outline di penerbit besar. Nah loh nah loh! Hari ini saya akhirnya ambruk! Karena bingung sendiri mau ngerjain apa. Hahaha...

Setelah mual-mual lalu muntah dan tepar, saya terbangun. Mulai facebookan, smsan, dan buka file naskah. Eh, mual lagi... jadi mendingan saya nulis blog aja, deh.

Semoga ini jadi motivasi teman-teman untuk terus menulis ;)
Bahwa menembus penerbit itu kelihatannya memang susah, tapi sebenarnya gampang. Dekati penerbitnya, bukan berarti mengemis, tapi kita ngobrol sama editornya. Kita pantau mereka lagi butuh naskah apa. Dekati bukan berarti merongrong dan meneror ya (meski saya sering melakukan hal itu hahahah*plaaak). Minimal kalau kita sering main ke blog penerbit, sering lihat TL twitter si penerbit dan fbnya, kita pasti suka dapat info bahwa penerbit A B dan C butuh naskah anu dan anu. Langsung bikin outline! Kirim!

Bisa lewat jalur pribadi, bisa juga lewat jalur agen naskah. Mana yang membuatmu nyaman saja.
So' terus menulis, masuk angin wis bablas... ^_^

Salam
Achi TM
085643376193

Belajar Keadilan Allah Lewat Kisah Sederhana

Friday, August 17, 2012

Kadang kita merasa Allah itu ngga adil sama kita. Tapi melalui kehidupan ketiga Ibu ini, perlahan-lahan aku semakin yakin bahwa Allah itu Maha Adil. Hanya kita, manusialah yang harus lebih peka dan banyak mengasah hati serta pikiran dalam mencari keadilan Allah.

Ini hanya kisah yang amat sederhana, mungkin tak bisa mengundang air mata atau membuat hatimu tersentuh. Ini hanya realita kecil yang meminta isi kepala kita untuk berpikir.

***

Sebut saja di sebuah gang komplek ada 3 orang ibu. Ibu A punya 4 anak, Ibu B punya 3 anak dan Ibu C punya 6 anak. Rumah mereka sama, satu tipe dan luasnya pun rata hanya 60 meter persegi. Penghasilan suaminya pun nyaris tak jauh beda. Hidup mereka sederhana, seperti kebanyakan orang-orang awam lainnya. Sampai kemudian anak-anak mereka tumbuh besar dan menikah.

Yang pertama kali menikah adalah anak Ibu C. Anak Ibu C menikah dengan lelaki biasa saja, berasal dari kampung di daerah Jawa Tengah, tidak punya rumah, harta bahkan motor sekali pun. Tapi lelaki itu luar biasa tulus, setia dan mau bekerja keras. Belum setahun menikah, mereka sudah dikaruniai seorang anak yang sehat dan cerdas. Anak Ibu C dan suaminya lalu ngontrak di dekat rumah Ibu C. Sang anak merawat sendiri anaknya tanpa merepotkan sang Ibu C. Ibu C pun bisa menikmati masa tuanya dengan berbakti pada masyarakat dan menjadikan cucunya sebagai penghibur tanpa direpotkan.

Yang kedua menikah adalah anak Ibu B. Anak Ibu B menikah dengan lelaki yang kaya raya. Belum setahun menikah sudah bisa beli rumah mewah dan mobil. Dalam dua tahun sudah bisa punya 2 anak. Rasanya hidup si Ibu B terlihat begitu bahagia dengan menantu kaya, bermobil serta 2 cucu yang lucu-lucu. Tapi ternyata sang anak Ibu B tidak mau merawat anak mereka dengan alasan sibuk kerja dll. 2 Anak lucu itu dititipkan kepada Ibu B dari hari Senin sampai Jumat. Sang anak hanya dijenguk di hari Sabtu dan Minggu saja. Awalnya mungkin tidak masalah bagi Ibu B. Tapi kondisi badannya yang sudah renta membuat ia mulai terlihat capek, apalagi suaminya mulai sakit-sakitan. Ia sempat mengeluh sedikit kepadaku, tanpa berpanjang kata, dari matanya pun aku bisa melihat dia lelah.

Aku pun berpikir. Sejak dulu bukankah Ibu B merawat anak-anaknya dari kecil sampai besar? Merawat anak adalah pekerjaan yang berat. Membutuhkan banyak tenaga dan energi. Sungguh luar biasa, Ibu B merawat 2 balita sekaligus. Tapi bukankah cucu adalah penghibur hati? Mengapa malah menjadi beban?

Lalu Yang ketiga menikah adalah anak Ibu A. Anaknya lelaki, kerja di perusahaan bonafit. Gajinya besar, mendapat istri anak orang kaya. Ia semakin sukses, sudah punya rumah dan mobil sendiri. Tapi dua tahun menikah belum juga punya cucu.

Kadang si Ibu C mengeluh ingin anak dan menantunya bisa punya rumah dan mobil. Si Ibu B lelah merawat cucu setiap hari. Si Ibu A mendambakan kehadiran bayi mungil dari menantunya.

Bisakah kita jeli melihat di mana keadilan Allah?
Ya ... Allah Maha Adil. Sangat Adil. Ketika kita memandang orang lain dan 'iri' dengan keberhasilan seseorang di bidang tertentu, bisa jadi orang itu juga 'iri' sama kita. Di luar sana banyak orang-orang kaya yang harus mengeluarkan ratusan juta rupiah hanya demi ingin punya seorang anak. Sementara di kawasan lain, orang miskin bisa hamil setahun sekali dan anaknya enam.

Seperti kasus 3 Ibu di atas. Mereka, dengan kasih sayang Allah, sudah mendapatkan porsi dan kebahagiaan masing-masing. Maka kita, sebagai manusia, mulailah belajar untuk bersyukur. Mensyukuri apa yang diberikan Allah saat ini. Mengapa kita harus iri?

Maka beryukurlah saat ini kita disampaikan kepada hari Raya Idul Fitri. Disucikan kembali, Insya Allah bersih dan menjalani hidup baru selama 11 bulan ke depan. Semoga Allah kembali mempertemukan kita dengan bulan Suci Ramadhan tahun 1434 di tahun depan. Umur siapa yang tahu? Yang kita tahu adalah kita harus memperbaiki diri. Bersyukur dan bersyukur.

Alhamdulillah Ya Allah.
Harta dan anak hanya titipan.

***
Salam
Achi TM
Rumah Pena, 18 Agustus 2012
Ingin belajar kursus menulis cerpen, skenario dan novel? Mau memanggil pelatih nulis yang berpengalaman? Silakan kontek ke 085643376193

(Mengisi Pelatihan Menulis di LKIP) Berpikir Dari Berbagai Sisi

Sunday, August 12, 2012

12 Agustus 2012, Gedung Community Center, Bandara Soekarno Hatta
Di depan 30 pelajar SMP dan SMA dalam pelatihan

Saya memegang sebuah tip-X berwarna merah dengan tutup warna putih. Saya angkat tip-x itu ke atas dan berkata, "Ayo... pikirkan dari berbagai sisi. Apa yang bisa teman-teman gali dari tip-x ini?"
Semua kasak-kusuk bingung tapi satu per satu lalu mulai angkat bicara.
"Kenapa tip-x itu warnanya harus putih?"
"Bagaimana cara membuat tip-x itu?"
"Mengapa tip-x itu harus dipegang?"
"Siapa yang pertama kali menciptakan tip-x?"
Dan segudang pertanyaan-pertanyaan lainnya yang memungkinkan kita untuk berpikir dari berbagai sisi. Berpikir bukan hanya tip-x adalah tip-x yang hanya berguna menghapus tulisan pena yang salah. Tapi juga menggali informasi dari berbagai sudut dari tip-x yang ternyata banyak sekali yang bisa digali. Lalu ada yang nyeletuk.

"Kak! Kenapa soal tip-x itu harus dipertanyakan?"
Nah! Ini dia pertanyaan yang ingin saya dengar. Maka dengan cepat saya menjawab.
"Pernah memegang sekotak tusuk gigi?"
"Pernaaah!" jawab mereka kompak.
"Biasanya tusuk gigi yang kalian lihat made in mana?"
"Made In Chinaaa!!!"
"Nah! Itu dia. Kenapa untuk tusuk gigi yang remeh saja kita harus import ke Cina? Karena orang kita kebanyakan malas mikir dari berbagai sisi. Tusuk gigi hanya dipandang sebagai tusuk gigi saja. Tidak berpikir bagaimana cara buatnya, kenapa bentuknya begitu? Bisakah dibuat tusuk gigi dari bahan lain dan sebagainya. Berpikir kreatif dibutuhkan oleh orang-orang yang mau berkarya. Berpikir dari berbagai sisi akan memunculkan kebiasaan berpikir kreatif. Bukan hanya kreatif dalam tulisan tapi juga bisa kreatif dalam membuat lagu, membuat film, produk dan lain sebagainya."

Peserta manggut-manggut. Insya allah semuanya paham. Aamiin.











                                    Sebelum menulis dengan emosi, peserta saya minta untuk berdiri.
                         Memejamkan mata dan mengenang hal-hal yang membangkitkan emosi mereka.





                                         Dalam pelatihan ini kita membuat brainstorming kata-kata
                           Dari kata yang ada, yaitu HATI, anak ini berhasil membuat paragraf yang menyentuh
                                   dan mendapatkan buku kumcer Kolase Season 2 dari RUMAH PENA.


                                   Games selanjutnya, semua peserta mencari pasangan.
                          Kemudian satu sama lain saling bercerita dan menggali informasi dari pasangan masing-
                    masing. Hasil galian informasi itu kemudian dituliskan dalam 2 paragraf yang menyentuh.
                                                                                 Good Job!

Rumah Pena, 12 Agustus 2012.
Achi TM
Butuh trainer menulis di sekolah atau kampus kamu?
Silakan kontak ke nomor Rumah Pena di 085643376193
Untuk pelatihan menulis cerpen, novel, non fiksi, cerita inspiratif, skenario FTV, serta pelatihan editing naskah.
 
BLOGGER TEMPLATE BY Langit Amaravati