Jumat minggu kemarin saya berencana nonton film, ngedate sama suami tercinta. Tapi saat masuk studio, mood menonton kami musnah, karena belum ada film yang memikat hati. Sedang ingin menonton film romance tapi yang banyak dipampang adalah film poconglah, kuntilanaklah. Akhirnya kami sepakat untuk pergi saja ke Gramedia. Uang untuk nonton akan kami belikan buku.
Aku belum tahu, buku apa yang mau aku beli. Stok novel-novel romance banyak yang belum dibaca, tertumpuk rapih di pinggir kasur. Niatnya mungkin ingin membeli komik atau buku untuk Abiy. Tapi sampai di sana, jadi semakin bingung mau beli apa. Banyak sekali buku-buku yang ditata rapih, buku baru, best seller, sampai buku-buku lama. Karena sepi pengunjung dan waktu kami masih banyak, kami pun berpencar dan memuaskan diri masing-masing. Mencari buku satu per satu. Mencari buku yang berhasil memikat isi dompetku.
Setelah kurang lebih satu jam berkutat dengan proses memilih buku, akhirnya aku mulai mengubek-ubek bagian bawah lemari. Wah, ternyata di sana tersembunyi buku-buku lama yang bagus. Aku menemukan sebuah judul buku yang promosi dan sinopsisnya pernah aku baca di wall sebuah penerbit. Dulu aku ingin membeli buku itu tapi karena tak punya waktu buat order jadinya aku batalkan.
Aku ambil buku itu dan tanpa basa-basi langsung pergi ke kasir. Finally, setelah nyaris satu tahun melihat promosi buku itu, baru kali ini aku beli. Berarti butuh waktu 1 tahun, bagi aku dan buku itu untuk hidup masing-masing sebelum akhirnya berjodoh untuk bertemu.
Ketika itulah aku jadi teringat pengalamanku saat mempromosikan Lembaga Pendidikan Talenta Rumah Pena yang aku dirikan. Aku promosi ke sana kemari, menyebarkan brosur tak henti-henti. Meski banyak yang membuang brosur itu tapi aku yakin, tak ada yang sia-sia dalam sebuah promosi.
Terbukti, berbulan-bulan kemudian, ada dua orang yang datang ke RUMAH PENA, mendaftar untuk belajar menulis karena mereka melihat brosur yang aku sebar berbulan-bulan yang lalu. Brosur itu mereka dapatkan dari temannya teman mereka! Wow!
Kembali aku teringat pada perjuanganku dalam menulis novel. Aku tulis-tulis-tulis... untuk diikutkan dalam lomba. Sayangnya aku selalu kalah dan kalah. Tapi naskah yang mengendap berbulan-bulan itu akhirnya bisa ketemu dengan penerbit juga. Seperti halnya saat menulis sinopsis FTV, aku kirim dan kirim. Bertahun-tahun tak ada kabar, tiba-tiba saja sebuah PH meneleponku dan mengatakan kalau sinopsis itu di acc oleh stasiun TV. Jadi menurutku, setiap perjuangan kita, setiap promosi kita akan sebuah karya, penawaran dan lain sebagainya tidak akan pernah sia-sia.
Ketika saat ini kita menulis hal yang tak menjual atau tidak menarik menurut orang lain. Boleh jadi di suatu hari nanti, tulisan itu malah jadi trendsetter. Bisa jadi nanti akan penerbit yang iseng melirik tulisan-tulisan penulis pemula.
Sama seperti buku yang aku temukan.
Naskah pun mungkin butuh bertualang selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun agar bisa bertemu dengan jodohnya sendiri.
Jadi, jangan merasa menulis A ini sia-sia. Menulis B itu ngga ada gunanya. Menulis C tidak menghasilkan. Tulis saja! Tulis semua hal yang kamu pikirkan. Tulis sesuatu yang mendorong hati dan pikiranmu. Tulis dan yakin, semua tulisan itu tidak akan sia-sia. Suatu hari pasti akan bertemu pasangannya. Entah media atau penerbit.
Salam Menulis ^_^
Achi TM
Penulis novel Cloud(y)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Saya suka dengan paragraf terakhir, Mbak. Saya setuju sekali. Karena menulis apa yang kita sukai dengan hati lebih bagus hasilnya (dalam kasus saya apalagi) daripada terpaksa ikut tema yang ngetren.
ReplyDeleteSeperti di bidang fashion:
Tren itu selalu datang dan pergi, tapi yang namanya style itulah yang jadi jati diri. Hehehe.
Mohon izin mengutip paragraf terakhir itu di blog saya, Mbak. Bolehkah?
Terima kasih.
Silakan mas Jason ^_^ share semuanya juga boleh, asal jangan lupa tulis sumbernya ya. Terima kasih sudah membaca dan komen.
ReplyDeletewahhh.. bener neh mbk.. jadi semangat nulis..;p
ReplyDeleteAyo terus menulis Dwi ^_^ tetap semangat, ya. Jangan menyerah.
ReplyDeletekeren perjuangannya:)
ReplyDelete