Masa Depan Untuk Kamu Sendiri

Wednesday, April 10, 2013

Selama beberapa tahun, saya selalu bertemu dengan orang-orang yang kebanyakan tidak punya visi dan misi dalam hidup mereka. Jangankan visi misi hidup, untuk menyatakan apa cita-cita mereka saja, banyak yang masih ragu. Tidak mantap dalam menyebutkan cita-cita. Kalau sudah tak mantap diucapkan apakah bisa mantap diperjuangkan?

Kebanyakan, mereka yang saya temui -yang tidak punya visi misi hidup- adalah kaum perempuan. Entah kenapa bisa begitu, mungkin kebetulan saja saya yang bertemu mereka. Dari hasil renungan saya yang pendek, saya mengambil kesimpulan bahwa mereka -para perempuan yang tak bervisi misi itu- masih berpikir bahwa perempuan kelak hanya akan menikah, jadi ibu rumah tangga, kerja di dapur, mengurus suami dan anak saja. Sehingga tak perlu bersusah payah rasanya membuat target-target hidup serta merancang masa depan.

Ini, sih, pemikiran saya saja yang mungkin ngalor ngidul. Tapi sungguh, selalu gemas jika bertemu dengan mereka-mereka yang kerap kali berprinsip : hidup ngalir aja, deh, kayak air.

Kalau ditanya : Tahun depan punya target hidup apa? Jawabnya : Ngalir aja. Ngambang aja. Ngikut arus aja. Hello... ini bukan jamannya lagi kita ikut arus.

Ketika saya masih SMP, saya juga hobi bilang : ikut arus ajalah, santai aja hadapi hidup. Kayaknya kalau nyebut kalimat itu keren banget deh. Rasanya seperti anak gaul kebanyakan. Tapi saat SMA, saya digodok sama almarhum ayah saya supaya melek pada kehidupan. Saat saya sedang asyik-asyiknya nongkrong, ngeband, main, ngalor ngidul dan pulang malam. Alm Ayah saya selalu marah-marah.

"Udah gede mau jadi apa?"
"Kamu kayak ngga punya target hidup!"
"Kamu tahu kerasnya persaingan dunia kerja di luar sana setelah kamu lulus SMA?"
"Emang kamu kira Ayah bisa nguliahin kamu sampai jadi sarjana? Gimana kalau nanti Ayah ngga punya uang buat membayar kuliah kamu? Bisa apa kamu setelah lulus SMA?"

Dengan lantangnya saya jawab :

"Saya bisa nyari duit dari nulis!" (saat itu baru kelas 2 SMA dan boro-boro ada cerpen yang dimuat. Semua cerpen saya ditolak dengan sempurna)
"Ayah ngga yakin kamu bisa dapat hidup dari nulis!"
"Achi yakin!"
"Pokoknya Ayah mau kamu membuat target hidup lima tahun ke depan!"

Saat itulah saya memulai sesuatu yang baru. Menuliskan target hidup untuk 5 tahun ke depan. Percaya atau tidak, saya menuliskan di target hidup saya : Umur 21 tahun saya harus sudah jadi penulis cerpen. Umur 22 tahun saya harus punya novel dan menikah!

Target hidup itu saya pampang di lemari kamar saya. Setiap saya masuk kamar pasti selalu saya baca, saya aminkan sehingga saya aplikasikan pelan-pelan. Target singkat yang saya tulis dalam hidup saya adalah : Seminggu minimal saya menulis satu cerpen sampai saya berhasil menembus media. Dan itu butuh waktu 2-3 tahun!

Puluhan bahkan ratusan cerpen saya yang rongsok, ngga kepake, kebuang di disket, ditolak di sana sini dan ngga berbobot sama sekali. Tapi dari ratusan itu saya bisa menghasilkan 1 cerpen yang akhirnya nembus media.

Dari Ayah sayalah saya belajar untuk punya visi misi dalam hidup. Untuk melangkah dan fokus pada cita-cita saya. Meski Ayah kerap meremehkan saya untuk jadi penulis tapi saya tahu diam-diam Almarhum mendukung saya. Dia keras mendidik saya, memarahi saya, memberi saya sejuta nasihat. Bahwa hidup ini ngga mudah. Bahwa hidup ini perjuangan. Ayah ngga pernah ngajarin saya bahwa kesuksesan adalah : rumah mewah, mobil mewah dan uang yang banyak.

Ayah hanya mengajarkan saya untuk sukses dalam hidup. Sukses versinya Ayah adalah : menjadikan anak-anaknya bermanfaat bagi orang lain, berjalan di jalan Allah dan apa pun yang anak-anaknya lakukan harus karena Allah. Kalau kelak jadi penulis haruslah menulis karena Allah.

Akhirnya visi misi saya lebih kepada : bermanfaat untuk orang lain, membangun sesuatu yang bisa mensejahterakan saya dan orang lain. Cita-cita saya adalah membangun taman bacaan, sekolah menulis, jadi penulis yang bermanfaat dunia akhirat dan selama bertahun-tahun saya berjalan menuju ke sana.

Maka ketika ada orang-orang yang sudah berumur 25 tahun masih galau sama kehidupannya boleh jadi dia tak punya visi misi dalam hidup. Bahkan ngga tahu dia mau ngapain dalam hidup ini. Sebagai umat Islam saya miris sekali melihat begitu banyaknya orang-orang shaleh tapi nyaris tidak punya visi misi dalam hidupnya. Nyaris tidak ada pergerakan menuju impian dan cita-cita. Kalau pun punya impian hanyalah sebatas "mimpi" yang tidak diperjuangkan.

Ayo! Islam harus bangkit! Pemuda-pemudinya jangan hanya fokus sibuk grasak-grusuk ibadah untuk diri sendiri. Tapi beribadahlah untuk orang lain. Membangun masyarakat dengan apa yang kita mampu. Minimal kita bisa membangun diri kita sendiri. Menciptakan masa depan kita sendiri.

Kita tahu semua masa depan kita adalah kematian dan Islam mengajarkan agar hari ini lebih baik dari hari kemarin. Jadi jangan lagi berkata hidup ini ngalir aja kayak air. Jangan pula hanya sekedar berkata tapi mulailah merombak diri : pastikan tujuan yang mau kamu capai, apa impian yang ingin kamu raih.

Apakah Rasulullah hanya menjalani hidup seperti aliran air? Tidak! Beliau punya target dalam dakwah, memanage dengan baik, beribadah tidak hanya kepada Allah tetapi juga untuk kemaslahatan ummat. Nah, mari kita membuka mata. Jangan sia-siakan masa muda.

Di umur saya yang ke-28 tahun ini saya mendapatkan banyak sekali kekayaan batin. Dari hasil didikan Ayah, saya pun mendidik beberapa anak kursus Rumah Pena seperti Ayah dulu mendidik saya. Alhamdulillah sudah beberapa orang akhirnya bisa mandiri, menggapai impian dan cita-citanya. Meskipun saya sendiri masih sering labil, masih sering jatuh tapi saya selalu berusaha bangkit lagi. Karena saya tahu jalan mana yang akan saya tempuh. Kalau pun jalan yang tempuh salah, Allah pasti akan menunjukkan kesalahannya dan memberitahu mana jalan yang terbaik bagi salah. Meski terkadang dalam menunjukkan jalan itu saya harus dibuat menangis-nangis dan terluka. Tapi terlukanya hanya menurut kita, padahal Allah tak pernah berniat melukai hamba-Nya.

Al Fatihah untuk almarhum Ayah saya yang meninggal tahun 2010.
Achjar Chalil bin M. Arsjad.

Masa depan untuk kita sendiri, untuk kamu sendiri, jangan sampai terlambat melangkah meraih cita-cita dan impian. Tetapkan visi hidup mulai dari sekarang!

Rumah Pena, 10 April 2013


Tuan Narsis Over Dosis


TUAN NARSIS OVER DOSIS
~ Achi TM ~


Ini dia Sinopsis FTV lama yang saya posting lagi di sini. Semoga bisa membantu teman-teman yang mau belajar menulis skenario ya ^_^
Ini link FTV-nya, ditayangkan di RCTI.




*** 

     Feri (20th) adalah ketua geng cowok popular di kampus Vita (19th). Tentu saja dia popular bukan karena dia cerdas dan baik hati. Feri popular karena tingkahnya yang sok kayak preman. Galak, suka memalak mahasiswa, naik moge tanpa spion kemana-mana, selalu pakai baju berantakan dan sering kali mainin perasaan cewek. Alias, semua cewek yang nembak dia selalu dia tolak. Feri anti sama perempuan, apalagi sama perempuan yang suka pakai cermin. Feri punya tiga anak buah, Bima si cungkring, Timo si gendut dan Gadis si cewek mungil. Feri punya benda rahasia yang ia kalungkan dalam sebuah kotak kecil. Semua orang tidak ada yang tahu apa isi rahasia itu, yang bisa bikin Feri mati kutu dan klepek-klepek. Tapi, Cuma Vita yang tahu. Kok bisa?
            Vita ini adalah cewek cupu di kampus. Dia selalu saja jadi bulan-bulanan Feri n the genk. Biasanya yang Feri suruh buat menggeledah barang milik Vita adalah Gadis. Vita selalu menyimpan benda-benda mahal yang ia sembunyikan di dalam tasnya. Apalagi kalau sedang dikerjai, Vita hanya bisa diam saja. Tapi dalam hatinya, Vita benci banget sama Feri.
Sampai suatu hari, ia ditolong oleh Raka (20th) cowok baik hati, anggota senat dan pujaan banyak mahasiswi juga. Karena hal itulah, Vita jadi mulai jatuh cinta sama Raka. Karena itulah Vita terus membuntuti Raka yang apesnya ketahuan sama Feri saat Vita masuk ke dalam sebuah gang kecil. Feri pun meminta uang sama Vita tapi Vita menolak dan memberontak. Benda pusaka Feri yang selalu cowok itu kalungkan. Vita heran karena isinya hanya sebuah cermin. Feri mengejar Vita dan tanpa sengaja Vita menyodorkan cermin itu. Saat melihat cermin itu, reaksi Feri langsung berubah. Dia langsung narsis over dosis alias menyukai dirinya sendiri di cermin itu. Bisa berjam-jam dia di depan cermin hanya untuk menata rambut, mengelus wajah dan memilin jenggot tipisnya. Meski sudah Vita tinggal tapi Feri tetap pada posisinya yang sama. Karena kasihan, Vita menarik cermin itu dan menutupnya. Saat ditutup, Feri langsung sadar dan ngga narsis lagi. Dia malu sama penyakit anehnya itu dan memohon sama Vita supaya ngga menyebarkan aib itu.
Pantas saja Feri tidak pernah mau melihat cermin bahkan motornya pun ngga pake kaca spion. Feri pun cerita perihal sakit narsisnya itu, karena sejak kecil ia selalu ditinggal kedua orang tuanya dan ngga punya teman. Di kamarnya ada sebuah cermin besar, saat melihat cermin itu, Feri jadi senang ngobrol sendiri sama bayangannya di cermin sampai-sampai dia menganggap dirinya adalah yang paling sempurna. Vita pun jahil dan memegang cermin keramat Feri. Cermin kecil itu ternyata adalah peninggalan almarhumah ibunya yang meninggal 2 tahun yang lalu. Semua cermin di rumahnya sudah dihancurkan sama bapaknya Feri. Hanya tersisa cermin itu saja.
Vita pun berjanji tidak akan membongkar aib Feri asalkan Feri mau mengikuti semua perintahnya. Feri pun terpaksa. Vita meminta Feri and the gank buat membuntuti Raka dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang Raka. Akhirnya dengan segala kekonyolan yang ada, Feri and the gank mencari-cari informasi soal Raka. Mulai dari rumah, makanan kesukaan, kebiasaan Raka sampai warna celana boxing yang lagi Raka pakai. Gadis, sih, suka-suka aja karena Raka itu keren. Tapi Gadis lebih suka sama Feri daripada Raka. Jadi Gadis suka sebal kalau Vita memperlakukan Feri semena-mena, seperti mau balas dendam. Seperti Feri diminta buat bawa bakul jamu ke kelas Vita, memijiti Vita bahkan meminta Feri berteriak di lapangan kalau Vita adalah gadis tecantik di kampus. Jelas saja Feri disorakin, karena Vita, kan, cewek yang nerd banget di kampus.
Tapi keisengan Vita malah membuat petaka. Cewek-cewek di kampus yang ditolaki sama Feri langsung mengejar Vita dan mengerjai Vita di taman dekat kampus. Beruntung Raka datang dan membuat Vita tertolong. Di sana Vita keceplosan kalau dia suka sama Raka. Raka pun menyambut cinta Vita. Betapa girangnya Vita karena ia bisa jadian. Orang yang pertama kali Vita kabari adalah Feri. Ia mencari Feri ke sana kemari dan memeluk Feri yang ternyata lagi narsis sendirian di ruang dosen. Si dosen sendiri bingung sama ulang Feri. Akhirnya Vita menghancurkan kaca dan membuat Feri sadar. Vita bilang dia udah jadian sama Raka. Feri ikutan girang, tapi Vita dikejar dosen karena sudah menghancurkan cermin yang ada di ruangannya.
Sejak Vita jadian sama Raka, Vita perlahan-lahan berubah. Menjadi lebih cantik. Feri lambat laun jadi kehilangan sosok Vita. Gadis menyuruh Feri mengambil cermin keramatnya tapi Feri menolak. Dia ngga mau menganggu Vita. Malah Gadis yang menghampiri Vita dan minta cermin itu. Saat Vita mau memberikannya, ia baru ingat kalau tak sengaja cermin itu ia titipi ke Raka. Gadis dan Feri pun mencari Raka. Karena lelah mereka mampir ke minimarket, di sana ternyata minimarketnya baru saja kerampokan. Dengan gagah berani Feri mengejar 3 kawanan perampok yang salah satunya ternyata dalah Raka.
Feri meninju Raka habis-habisan, Raka minta agar Feri tidak membongkar rahasianya. Tapi Feri yang sudah kadung sebal sama Raka langsung mengadukannya ke Vita. Vita tidak terima kalau Feri memfitnah Raka seperti itu. Raka itu cerdas dan dia anggota senat! Teriak Vita saat akhirnya mereka bertengkar. Raka lega karena Vita tidak percaya sama Feri. Tapi Feri tidak putus asa, ia terus mengikuti Raka untuk mendapatkan bukti sampai kemudian, Raka menemukan kelemahan Feri. Cermin kecil Feri yang sengaja jatuh dari tas Raka. Saat melihat cermin itu, Feri langsung berubah jadi narsis over dosis. Naasnya, Raka malah menggiring Feri dengan cermin itu dan mengurung Feri di kandang kambing. Gadis yang melihat hal itu berusaha menarik Feri keluar dari kandang kambing tapi Feri menolak. Ia sibuk narsis di depan cerminnya. Gadis menarik cermin itu tapi dia malah diseruduk sama kambing. Gadis pun pergi meminta bantuan kedua temannya. Tapi saat Gadis dan kedua temannya datang ke sana, ternyata Feri sudah hilang. Feri sibuk narsis ria sampai-sampai lupa kalau ia berjalan ke sembarang arah.
Gadis menelepon Vita dan meminta Vita cepat datang. Karena ikutan panic, Vita ikut mencari Feri. Akhirnya Vita menemukan Feri dalam keadaan tetap bercermin dan kakinya mau terperosok ke jurang kecil. Vita dan memeluk Feri, cermin di tangan Feri pecah. Vita ketakutan kalau Feri jatuh dan mati. Feri jadi tersentuh karena Vita khawatir.
Di sebuah balai-balai bamboo, Vita memberi kepala Feri yang terluka dengan obat. Melihat hal itu, Gadis cemburu dan merebut obat-obatan di tangan Vita. Gadis menyuruh Vita pergi tapi Vita ngga mau. Saat itulah Raka kembali datang dan meminta Vita pulang. Raka kesal karena melihat Feri baik-baik saja. Vita bingung antara pulang atau mengobati Feri. Vita akhirnya naik ke dalam mobil Raka dan pulang sama Raka. Tapi di rumah, ia selalu teringat Feri. Esoknya di kampus, Feri tidak kuliah.
Selama satu minggu, Feri menghilang. Ketiga temannya juga tidak tahu keberadaan Feri. Hal itu membuat Vita kehilangan. Sementara itu, Raka dan kedua temannya sedang merencanakan perampokan selanjutnya. Raka butuh uang banyak agar bisa membayar cicilan mobil yang setiap hari ia bawa ke kampus. Raka ingin hidup mewah padahal orang tuanya berasal dari keluarga biasa saja. Malam itu, mereka berencana merampok ke sebuah rumah yang ternyata adalah rumah Feri. Raka tidak mengetahui hal itu.
Saat Raka mau merampok, kebetulan Vita datang ke rumah Feri dan disambut oleh pelayannya Feri. Ketika pelayan memberikan teh pada Vita, Raka cs datang memakai topeng. Raka kaget melihat Vita dan hendak kabur tapi ditahan oleh kedua temannya. Vita pun disandera sama kedua temannya, beruntung Vita pernah menghadapi Feri saat masih sering mengerjai dia, jadilah Vita punya celah untuk melawan. Saat itulah, Vita menarik topeng Raka dan terkejut melihat pacarnya itu.
Vita marah pada Raka sementara Raka berusaha untuk menjelaskan. Sayang di kejauhan, mobil orang tua Feri datang. Kedua teman Raka segera menyeret Raka untuk pergi sebelum ditangkap polisi. Di rumah Vita sangat kecewa, ternyata dia sudah salah menilai Raka. Hanya dari pencitraan Raka semata. Aslinya Raka jauh lebih buruk dari Feri.
Esoknya Vita tak sengaja ketemu Feri di taman kampus, karena malu pada Feri, Vita akhirnya pergi. Feri menahan Vita. Vita pun curhat kalau hatinya hancur. Feri menjelaskan sama Vita kalau semua orang pasti punya kelemahan tapi bagaimana memperbaiki kelemahan itu adalah sebuah kelebihan. Raka minta maaf sama Vita dan berjanji akan memperbaiki kelemahan dirinya tapi Vita sudah terlanjur hilang rasa cintanya. Karena Raka pernah membohongi dirinya. Akhirnya Vita minta putus. Raka menyesal.
Melihat Feri yang murung karena jatuh cinta sama Vita, Gadis akhirnya mengalah. Ia dan kedua temannya mau membantu Feri untuk jadian sama Vita. Besoknya Gadis dan kedua teman Feri menculik Vita dan membawa Vita ke sebuah ruangan yang penuh cermin. Vita kaget karena Feri muncul di depan cermin dan bersikap normal saja. Feri bilang, selama satu minggu menghilang dia pergi ke ahli hypnosis dan psikolog. Feri mau meninggalkan penyakit narsis over dosisnya demi Vita. Soalnya kalau narsisnya masih akut, pasti bakalan merepotkan Vita terus. Vita tersipu malu. Feri bilang : Mencintai kamu lebih menyenangkan daripada mencintai diri sendiri.

***

Tanya Jawab Soal Kepenulisan (dari bikin judul sampai mangkas adegan)


Tanya : 
Mbak Achie, tanya lagi ya, waktu mengedit tulisan kita, misalnya saja novel, pertimbangan apakah saat kita memilih adegan yang kita tulis itu perlu dihilangkan atau dipertahankan?


Jawab :
Banyak membaca dan menonton bisa jadi referensi kita dalam membuat adegan. Kalau mau menghilangkan adegan : pilih yang ngga bermanfaat. Adegan yang ngga berpengaruh pada cerita, konflik atau ending. Kemudian pangkas adegan-adegan klise yang udah sering ada.


Tanya :

Mau nanya, Bagaimana menentukan Judul agar menarik dan sesuai dengan cerita yang kita buat..Aku lemah di dalam penentuan judul...("Kasi tau ya...thank you")

Jawab :
Dyah Rinni (Penulis Novel Marginalia menjawab )
Dyah Rinni @adrianus: coba deh cari beberapa kata kunci untuk novelmu. bikin daftarnya dan mulai mengotak-atik. bayangkan juga di toko buku nanti akankah dengan judulmu, orang akan lebih memilih bukumu dibandingkan dengan yang lain? jangan terlalu panjang agar orang lebih mudah menghafalnya


Tanya : 

Mbak Achie, pengen tanya, bener nggak sih kalau nulis novel semua tokoh harus muncul di bab I? Saya pernah ngobrol dengan salah satu pemilik penerbit di Jogja kata beliau seperti itu

Jawab :
Achi-tm Penulis Halo Irfa, ngga juga. Kalau tokoh utama iya, semua harus muncul di bab2 awal tapi ngga harus di bab 1. Kepenuhan dong nanti bab 1-nya. Coba sering-sering baca novel juga sebagai referensi 

Tanya :
beda nya cara menulis cerpen dengan diary apa kak.....????

Jawab :
Achi-tm Penulis Kalau cerpen itu fiksi, diary itu pengalaman nyata kita. Cerpen itu ada karakter dan tokoh fiksinya, ada konflik yang dibangun, ada ending yang terselesaikan. Kalau diary kebanyakan hanya berisi curahan-curahan hati dan perasaan saja. Kadang ngga jelas plot dan alurnya, sedangkan untuk cerpen, alur/plot harus jelas.


Yang mau tanya-tanya soal kepenulisan yuk gabung di Grup RUMAH PENA ini linknya.

Atau tanya-tanya di komen postingan ini juga boleh ^_*

 
BLOGGER TEMPLATE BY Langit Amaravati