Bahagia Yang Sederhana Itu....

Saturday, October 27, 2012

Bahagia Yang Sederhana Itu....

Saat aku dan kamu duduk di teras rumah kita yang meski masih ngontrak tapi tetap bisa melindungi kita dari panas dan hujan. Aku dan kamu menunggu matahari terbit, sambil kusiapkan segelas kopi panas dan gorengan manis. Kamu membuatkan aku susu hangat. Aku memberimu kopi. Kita duduk, napas kita berjajar indah. Matahari terbit dari Timur dan cahaya keemasannya menyambut wajah kita yang lelah.

Sudah berapa tahun kita bertarung dengan hidup yang sesungguhnya? 20 tahun? 30 tahun? Ah... baru kurang dari sepuluh tahun. Masih banyak aral melintang yang harus kita lintasi. Jadi jangan tampakkan wajah lelah ini. Ayo tersenyum sayang. Aku menatapmu dengan binar yang entah seperti apa di matamu. Kamu dan aku pun berbicara tentang matahari. Betapa bahagia itu sederhana. Matahari yang masih bisa kita lihat, hangatnya yang menyapa kulit di pagi hari, kepulan asap kopi dan susu, serta obrolan kita yang ringan.

Mari kita bicarakan tentang hal-hal yang ringan. Soal kenapa kupu-kupu tak berbulu? Kenapa kucing harus belang? Kenapa kita saling mencintai? Kenapa kita tertawa pagi ini?

Enyahkan draft skenario yang belum selesai, penjualan novel yang sedang merangkak, revisi naskah yang membuat pusing, murid-murid kursus yang butuh banyak bimbingan, atau soal bak sampah yang bau, soal anak kita yang malas sekolah.... atau hal-hal lain yang membuat dahi kita berkerut.

Aku menyentuh keningmu.... lembut.

For : My Agung Argopo

FTV Antara Singkong Dan Cinta Dara

Wednesday, October 17, 2012

Ini adalah FTV hasil skenario yang saya dan suami tulis. FTV yang kesekian deh :D
FTV ini spesial, prosesnya sampai satu tahun lho, tapi hasilnya ciamik deh!
Rating n sharenya juga bagus. Rifky Balwel unyu di sini.


Yang berminat serius kursus skenario berbayar *murah dan berkualitas* :)
Bisa langsung sms Rumah Pena di 085643376193

FTV 22 Cinta Surya Untuk Citra



Ini adalah salah satu FTV yang saya tulis : FTV Istimewa SCTV : 22 Cinta Surya Untuk Citra ^_^
Sayang ngga ada suaranya :) minimal jadi koleksi buat saya.
Yang mau kursus menulis skenario bersama saya bisa langsung kontek 085643376193.

[Motivasi Menulis] Penulis Tidak Berkualitas Dilarang Menulis!

Saturday, October 13, 2012

Penulis Tidak Berkualitas Dilarang Menulis?
Siapa bilang?


Beberapa hari yang lalu saya berdiskusi dengan teman mengenai : bahwa banyak sekali tulisan yang tidak berkualitas bertebaran di toko buku *boleh jadi salah satunya adalah buku kita*. Bahkan ada yang bilang, lebih baik menulis satu buku tapi berkualitas daripada menulis 10 buku tapi kualitasnya kurang bahkan NOL.

Baiklah, karena saya juga penulis dan merasakan bagaimana 'susahnya' jadi penulis. Jadi saya mau memaparkan sedikit pemikiran saya yang mungkin basi dan ngga berkualitas :p

Kualitas itu relatif. Sama seperti istilah tampan, cantik, baik, jahat, kaya, miskin. Semuanya relatif. Sebuah buku yang dinilai berkualitas oleh pembaca A belum tentu berkualitas menurut pembaca B. Meskipun dalam kenyataannya akan selalu ada yang namanya standar. Seperti apa, sih, standar seseorang supaya bisa disebut tampan, cantik, kaya atau miskin? Begitu juga dengan kualitas sebuah tulisan. Karena tulisan adalah sebuah karya seni juga maka sebuah standar pun bisa menjadi berbeda-beda dalam setiap kelompok, setiap negara bahkan setiap orang.(sekali lagi ini menurut saya).

Soal tulisan, pengalaman membaca seseorang juga memengaruhi bagaimana ia memandang kualitas sebuah buku. Untuk orang yang baru pertama kali membaca sebuah novel, meski pun novel itu jelek dia pasti akan bilang bagus kalau ceritanya menyentuh kehidupan yang ia alami. Berbeda dengan seorang kritikus novel, pasti akan punya penilaian yang berbeda.

Lantas, seperti apakah kualitas yang paling berkualitas dari sebuah tulisan? Ada tulisan yang isinya tentang pelacuran melulu, tentang seks melulu, tentang hidup bebas melulu, dalam mata kelompok tertentu tulisan itu disebut berkualitas apalagi cara penyampaian dan tata bahasanya juga bagus. Tapi dalam kelompok lain yang lebih religius misalnya tulisan itu jelas dianggap tidak berkualitas dan tidak bermanfaat. Kalau bagi Anda sendiri? Apa standar kualitas bacaan bermutu menurut Anda?

Buat saya pribadi. Saya selalu menganggap diri saya adalah orang yang tidak terlalu cerdas. Saya cukup bodoh untuk bisa merangkai kata-kata menjadi sedemikian ajaib. Boleh dibilang mungkin dari sekian buku yang satu tulis hanya 1-2 yang berkualitas menurut kebanyakan orang. Tapi bisa jadi banyak orang juga bilang kalau semua buku saya tidak berkualitas. Sedih? Pasti... jatuh? Pasti. Tapi saya ngga mau meraung-raung berkepanjangan. Karena dari sekian banyak orang yang bilang tulisan saya buruk ada sekian banyak lagi orang yang bilang tulisan saya baik. Enak dibaca. Ceritanya bagus dan keren!

Kembali lagi ke persoalan kualitas dan produktifitas menulis. Setiap penulis adalah unik. Orang yang sering menerbitkan buku tapi bukunya kurang bagus, janganlah dibilang tidak berkualitas. Karena saya selalu ingat pesan dari guru menulis saya : Dari seribu sampah tulisan yang kita buat pasti akan ada satu tulisan berlian. Artinya, dari sekian banyak tulisan jelek yang kita ciptakan pasti suatu saat kita bisa menciptakan tulisan yang baik dan mendekati kualitas sempurna. Boleh jadi kalau ada orang yang produktif menulis buku tapi tulisannya belum bagus-bagus, mungkin dia akan bagus pada buku yang keseratus atau yang keseribu? Karena itu adalah proses baginya. Meski pun begitu, melakukan perbaikan-perbaikan dalam meningkatkan kualitas dan mutu tulisan kita adalah penting adanya. Minimal tulisan di buku kedua akan lebih baik dari tulisan di buku pertama. Begitu seterusnya.

Karena keunikan penulis itulah, mungkin ada penulis lain di belahan bumi sana yang sangat perfeksionis. Yang hanya menulis jika benar-benar sudah yakin bahwa kata yang ia rangkai sangat berkualitas. Yang mungkin lima tahun sekali menelurkan buku tapi sangat berkualitas. Tapi jangan juga sebut ia orang yang tidak produktif. Karena boleh jadi, di rumahnya ada banyak tumpukan tulisannya yang jelek dan tidak mau ia publish.

Kualitas dan kuantitas memang sebaiknya seimbang. Tapi dalam sebuah kehidupan, manusia harus selalu memulai dengan banyak kegagalan sebelum akhirnya bertemu kesuksesan. Mungkin sudah dengar kalimat ini tapi saya tak bosan mengulanginya : seorang koki pasti pernah menciptakan kue-kue yang gosong, sayuran yang pahit, ikan yang hambar dan segala jenis makanan yang berkualitas. Tapi bukan berarti dia sia-sia.

Seperti yang pernah saya utarakan : tak ada yang sia-sia dalam menulis.
Saya pun berharap, suatu hari saya akan mencapai titik kualitas yang bisa diakui oleh hampir banyak orang. Saya masih belajar dan terus belajar. Tulisan ini adalah cambuk bagi diri saya sendiri dan semoga jadi cambuk bagi diri Anda semua. Kita memang harus bisa menulis sesuatu yang berkualitas tapi jangan sampai keharusan untuk berkualitas itu membuat kita proses kreatif kita tersumbat. Tidak usah takut naskah kita akan jelek, karena dari yang jelek kita akan belajar untuk menjadi bagus.

Jadi penulis! Ayo kita tingkatkan kualitas dan kuantitas kita! ^_^

Salam
Achi TM
Dapatkan novel Cloud(y) di gramedia dan togamas.

~ Ancaman (Tak Pernah) Gagal! ~


CERITA ENAM
~ Ancaman (Tak Pernah) Gagal! ~
(Abiy waktu usia 1,5 th)


            Pas gue lagi merengut gara-gara Abiy ngga mau makan lagi, Tetangga 3 dateng. Wah, seru nih, target curhat yang baru.
Gue                 : Itu, lho, buuuu... Si Abiy bla-bla-dut-pret-croot....
Tetangga 3     : Aduh jeng, coba, deh diajak jalan-jalan muter-muter komplek.
Gue                 : *masang muka penggilesan. Lo kira betis gue kayu?
                          Capeeek kalii buuu....
Tukang Jamu : Ya dicoba dulu, Jeng.
Gue                 : *jiaaah nimbrung ajee*
Oke... gue lakonin dan yang terjadi adalah kaki gue sakit semua. Maklum jarang olahraga, kapasitas lemak juga melebihi batasnya.
            Tetangga 4     : Yaaa... capek, kan. Mendingan ikut saran gue. Coba, deh
   kasih vitamin. Wow! Vitamin?
Gue                 : *basi, ah. Sudah, bu... tapi masih ngga mau makan. Gimana, dong?
            Akhirnya tanpa sengaja Aku menemukan solusi jitu! Abiy mulai gandrung nonton vcd anak-anak seperti Mio dan Barney. Satu hari, saat dia lagi bengong menonton VCD, diam-diam Aku masukkan sesuap nasi ke mulutnya dan dia makan. Kupastikan dia benar-benar menelan makanan itu. Yes! Yes! Yes! Rasanya surga dunia jatuh di pelupuk mata. Melihat anak mau makan dengan lahap adalah kebahagiaan tiada tara bagi seorang Ibu.
            Aku pun kembali menyuapinya berkali-kali dan dia kunyah berkali-kali. Dan aku benar-benar memastikan bahwa ia tidak membuang makanan di mulutnya tetapi ia telan dengan sempurna.
            Tapi itu hanya bertahan selama 2 hari. Sepertinya Abiy bukan tipe anak yang bisa dibohongi (berkali-kali). Saat kusetel VCD Anak-anak, dia senang bukan main, melompat-lompat, menari, bertepuk tangan tapi dia tidak mau makan. Kalau kusodorkan sesendok nasi ia langsung melakukan aksi lamanya, menutup mulut rekat-rekat. Sambil monyong tentunya. Aku kesal dan mengancam.
            Gue : Abiy! Kalau Abiy tidak mau makan, tivinya Mama matiin!
            Abiy berhenti menari, tiba-tiba ia memandangku. Kuharap ia mau membuka mulut lebar-lebar tapi ternyata... Olala... ia mematikan tivi! Memencet tombol ’open’ di VCD, tempat VCD terbuka, ia mengambil VCDnya lalu meletakkan VCD itu di tempat VCD! Kemudian Abiy kabur keluar.... Aku geram dan mengigit sendok dengan kesal. MATI KUTU!
            Oke, ini pelajaran buatku....
            Aku dan Anda, kita semua sebagai orang tua tidak boleh mengancam anak untuk hal sekecil apapun. Karena pada prinsipnya, setiap anak itu cerdas dan anak-anak tidak mau diancam!
            Dan sepertinya, aku harus ekstra berpikir dan bekerja keras untuk membuat Abiy mau makan! Demi peningkatan mutu dan gizi anak Indonesia! Maju!


***

Tanya - Jawab Kepenulisan [Tips Membuat Awalan Cerpen]

Tuesday, October 2, 2012

Tanya :

Kak, bikin awal paragraf cerpen biar menarik gimana si kak?
From : Anisha

Jawab :

Langsung aja masuk ke konflik yang ringan. Misal adegan pertengkaran, dialog yang lucu atau unik, adegan yang seru seperti berlari, tertawa, atau kejadian unik. Potongan adegan itu tentu harus punya benang merah dengan keseluruhan cerita. Jangan terlalu sering memulai awal cerpen dengan "Di hari yang cerah, burung-burung berkicau." atau "Kriing suara jam beker berbunyi nyaring." bisa juga bikin kalimat yang nyeleneh seperti. "Aku sudah menjadi pembunuh. Mayat kecoak itu kini tergeletak di depanku." ;p selamat menulis :)
 
BLOGGER TEMPLATE BY Langit Amaravati