Inilah Salah Satu Hikmah Menikah Muda

Saturday, March 26, 2016


Dalam hidup ini pasti selalu ada hikmah tersembunyi. Mungkin hikmahnya bisa dipetik bertahun-tahun kemudian.
Ingatanku melayang, pada tahun 2007, umurku masih 22 tahun, kerjanya hanya nulis cerpen dan kirim ke media. Masa depan masih belum jelas. Lalu calon suami saat itu kerja jadi buruh kasar pabrik dengan gaji 1 juta per bulan. Ayahh sempat kesal : kenapa buru-buru mau nikah, sih? kakak kamu saja belum nikah.
Alasanku saat itu hanya satu : menghindari zina.
Karena aku sudah cinta, dia cinta, mau apa lagi? Emang sih hidup kan gak makan cinta, tapi aku percaya Allah. Sebelum memutuskan nikah juga udah melahap banyak buku pernikahan dalam islam. Intinya : Allah menjamin rejeki setelah nikah, kok.
Ayah pun luluh dan mau menikahkan aku dan suami yang saat itu masih muda, masih hijau, belum punya harta benda apa pun. Modalnya cuma cinta sama percaya Allah. Dua tahun setelahnya, kakakku menikah, suaminya adalah tetangganya suamiku. Kalau aku ngga ketemu suamiku, kakak mungkin akan lebih lama nikah.
Tiga tahun setelah pernikahanku, Ayah sakit kanker tiroid dan meninggal. Sore ini di sela penat menulis novel, aku melihat foto alm. Ayah. Aku begitu rindu. Seringkali bertanya kenapa Ayah dipanggil dalam usia 56 tahun? Masih muda menurutku.
Tapi aku bersyukur, bersyukur karena aku memutuskan menikah muda. Karena aku ngga tahu kapan umur ayahku berakhir. Setidaknya ayah sudah merasakan menikahi 2 anak perempuan tertuanya, ayah sudah merasakan menimang cucu. Itulah hikmahnya kenapa aku waktu itu ngotot sekali nikah umur 22 tahun. Karena Allah lebih tahu, Allah tahu umur ayahku tak panjang. Alhamdulillah saat ini, 9 tahun pernikahan kami, kami berdua telah menjadi penulis novel dan penulis skenario. 
I LOVE YOU AYAH... MISS YOU SO. 
Bagaimana denganmu? Masih menunda menikah? Yakin umur orang tuamu panjang?


 
BLOGGER TEMPLATE BY Langit Amaravati