Belajar Keadilan Allah Lewat Kisah Sederhana

Friday, August 17, 2012

Kadang kita merasa Allah itu ngga adil sama kita. Tapi melalui kehidupan ketiga Ibu ini, perlahan-lahan aku semakin yakin bahwa Allah itu Maha Adil. Hanya kita, manusialah yang harus lebih peka dan banyak mengasah hati serta pikiran dalam mencari keadilan Allah.

Ini hanya kisah yang amat sederhana, mungkin tak bisa mengundang air mata atau membuat hatimu tersentuh. Ini hanya realita kecil yang meminta isi kepala kita untuk berpikir.

***

Sebut saja di sebuah gang komplek ada 3 orang ibu. Ibu A punya 4 anak, Ibu B punya 3 anak dan Ibu C punya 6 anak. Rumah mereka sama, satu tipe dan luasnya pun rata hanya 60 meter persegi. Penghasilan suaminya pun nyaris tak jauh beda. Hidup mereka sederhana, seperti kebanyakan orang-orang awam lainnya. Sampai kemudian anak-anak mereka tumbuh besar dan menikah.

Yang pertama kali menikah adalah anak Ibu C. Anak Ibu C menikah dengan lelaki biasa saja, berasal dari kampung di daerah Jawa Tengah, tidak punya rumah, harta bahkan motor sekali pun. Tapi lelaki itu luar biasa tulus, setia dan mau bekerja keras. Belum setahun menikah, mereka sudah dikaruniai seorang anak yang sehat dan cerdas. Anak Ibu C dan suaminya lalu ngontrak di dekat rumah Ibu C. Sang anak merawat sendiri anaknya tanpa merepotkan sang Ibu C. Ibu C pun bisa menikmati masa tuanya dengan berbakti pada masyarakat dan menjadikan cucunya sebagai penghibur tanpa direpotkan.

Yang kedua menikah adalah anak Ibu B. Anak Ibu B menikah dengan lelaki yang kaya raya. Belum setahun menikah sudah bisa beli rumah mewah dan mobil. Dalam dua tahun sudah bisa punya 2 anak. Rasanya hidup si Ibu B terlihat begitu bahagia dengan menantu kaya, bermobil serta 2 cucu yang lucu-lucu. Tapi ternyata sang anak Ibu B tidak mau merawat anak mereka dengan alasan sibuk kerja dll. 2 Anak lucu itu dititipkan kepada Ibu B dari hari Senin sampai Jumat. Sang anak hanya dijenguk di hari Sabtu dan Minggu saja. Awalnya mungkin tidak masalah bagi Ibu B. Tapi kondisi badannya yang sudah renta membuat ia mulai terlihat capek, apalagi suaminya mulai sakit-sakitan. Ia sempat mengeluh sedikit kepadaku, tanpa berpanjang kata, dari matanya pun aku bisa melihat dia lelah.

Aku pun berpikir. Sejak dulu bukankah Ibu B merawat anak-anaknya dari kecil sampai besar? Merawat anak adalah pekerjaan yang berat. Membutuhkan banyak tenaga dan energi. Sungguh luar biasa, Ibu B merawat 2 balita sekaligus. Tapi bukankah cucu adalah penghibur hati? Mengapa malah menjadi beban?

Lalu Yang ketiga menikah adalah anak Ibu A. Anaknya lelaki, kerja di perusahaan bonafit. Gajinya besar, mendapat istri anak orang kaya. Ia semakin sukses, sudah punya rumah dan mobil sendiri. Tapi dua tahun menikah belum juga punya cucu.

Kadang si Ibu C mengeluh ingin anak dan menantunya bisa punya rumah dan mobil. Si Ibu B lelah merawat cucu setiap hari. Si Ibu A mendambakan kehadiran bayi mungil dari menantunya.

Bisakah kita jeli melihat di mana keadilan Allah?
Ya ... Allah Maha Adil. Sangat Adil. Ketika kita memandang orang lain dan 'iri' dengan keberhasilan seseorang di bidang tertentu, bisa jadi orang itu juga 'iri' sama kita. Di luar sana banyak orang-orang kaya yang harus mengeluarkan ratusan juta rupiah hanya demi ingin punya seorang anak. Sementara di kawasan lain, orang miskin bisa hamil setahun sekali dan anaknya enam.

Seperti kasus 3 Ibu di atas. Mereka, dengan kasih sayang Allah, sudah mendapatkan porsi dan kebahagiaan masing-masing. Maka kita, sebagai manusia, mulailah belajar untuk bersyukur. Mensyukuri apa yang diberikan Allah saat ini. Mengapa kita harus iri?

Maka beryukurlah saat ini kita disampaikan kepada hari Raya Idul Fitri. Disucikan kembali, Insya Allah bersih dan menjalani hidup baru selama 11 bulan ke depan. Semoga Allah kembali mempertemukan kita dengan bulan Suci Ramadhan tahun 1434 di tahun depan. Umur siapa yang tahu? Yang kita tahu adalah kita harus memperbaiki diri. Bersyukur dan bersyukur.

Alhamdulillah Ya Allah.
Harta dan anak hanya titipan.

***
Salam
Achi TM
Rumah Pena, 18 Agustus 2012
Ingin belajar kursus menulis cerpen, skenario dan novel? Mau memanggil pelatih nulis yang berpengalaman? Silakan kontek ke 085643376193

2 comments:

  1. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    Bersabarlah dalam bertindak agar membuahkan hasil yang manis.,.
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    ReplyDelete

 
BLOGGER TEMPLATE BY Langit Amaravati